Memegang teguh Al Qur’an dan Sunnah merupakan konsep
dasar yang terpenting dalam mempersiapkan keimanan seseorang, karena konsep
dasar inilah yang akan mengarahkan perjalanan pergerakan Islam mencapai tujuannya
berdasarkan tuntunan syari’at dan melindunginya dari kesesatan dan penyimpangan
yang sering terjadi dalam pergerakan yang mengatasnamakan islam.
Umat Islam telah ternoda dengan munculnya para ahli
mantiq dan filsafat yang telah menerjemahkan buku-buku Yunani kemudian di campur adukkan dengan Al
Qur’an,sehingga mereka berpaling dari ayat-ayat Allah subhanahuwata’ala mengikuti akal dan hawa nafsunya. Maka dengan
demikian mereka telah menumpahkan musibah yang sangat besar terhadap Islam.
Disamping itu muncul pula pendapat serta
tulisan-tulisan yang menganggap bahwa Al Qur’an dan Sunnah sudah ketinggalan
zaman. Orang-orang yang berpegang teguh dengannya adalah orang yang kolot,
ekstrim dan berbagai macam tuduhan-tuduhan dusta yang mengarah pada upaya untuk
meninggalkan Al Qur’an dan Sunnah. Ada juga yang memahami Al Qur’an dengan
pemahamannya yang keliru yaitu Al Qur’an di pahami sesuai dengan dengan hawa
nafsunya.
“Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun
orang-orang yang kafir tidak menyukai.”
(QS. At Taubah: 32)
Memegang teguh Al Qur’an dan As Sunnah merupakan
merupakan konsep dasar Ahlus Sunnah Walja’ah, karena mereka adalah golongan
yang selamat yang di sebutkan dalam sabda Nabi salallahu’alaihi wasallam:
“Sesungguhnya
umat(ku) ini akan terpecah belah menjadi 71 golongan semuanya akan masuk neraka
kecuali satu yaitu Al Jama’ah” (HR. Ibnu Abi
‘Ashim dari Mu’awiyah dan di shahihkan oleh Al Albany)
Dan Imam Tirmidzi dan yang lainnya juga meriwayatkan
dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash dengan sanad bersambung, Beliau bersabda:
“Sesungguhnya
akan menimpa umatku sabagaimana apa yang menimpa bani Israil seperti sandal
satu dengan pasangannya yang memilki ukuran yang sama, sehingga apabila ada
diantara mereka yang menzinahi ibunya secara terang-terangan niscaya diantara
umatku ada yang melakukan hal itu.
Sesungguhnya bani Israil terpecah belah menjadi 72 golongan dan umatku akan
terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu
golongan”. Para sahabat bertanya, “siapakah mereka wahai Rasulullah?”. Beliau
menjawab, “Mereka adalah orang yang seperti aku dan para sahabatku meniti di
atasnya.” (Riwayat ini sanadnya lemah, dan karena
di kuatkan dengan riwayat-riwayat yang lain menjadi hasan lighairihi)
Dan kedua hadits di atas adalah semakna, bahwa
golongan yang selamat adalah golongan yang mengikuti tuntunan Rasulullah salallahu’alaihi wasallam dan para
sahabatnya, mereka adalah golongan yang benar. Oleh karena itu jika kita hendak
mencari jalan yang lurus dalam agama ini maka kita harus mengukur pendapat
serta amalan-amalan yang kita kerjakan, apakah sesuai dengan Al Qur’an dan
Sunnah ataukah tidak. Sebagaimana Allah subhanahu
wata’ala berfirman:
“Hai orang-orang
yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.” (QS. An Nur: 59)
Selain itu terdapat pula ancaman bagi orang-orang
yang berpaling dari Al Qur’an dan Sunnah sebagaimana firman Allah subhanhu wata’ala:
“Barangsiapa
yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan
baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang
selalu menyertainya. Dan Sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi
mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat
petunjuk.” (QS. Az zukhruf: 36-37)
Ibnu Rajab berkata: “Sungguh telah benar riwayat dari Ibnu Mas’ud ketika ia berkata:
“Sesungguhnya kalian pada hari ini telah berada di atas Sunnah dan kalian akan
melakukan bentuk amalan yang diada-adakan dan itu akan terjadi atas kalian,
maka apabila kalian melihat sesuatu yang diada-adakan hendaklah kalian
berpegang teguh (apa yang di pegang oleh generasi pertama)”
Semoga Allah subhanahu
wata’ala memberikan anugerah kepada kaum muslimin untuk senantiasa
konsisten diatas Al Qur’an dan Sunnah. Sesungguhnya memegang teguh Al Qur’an
dan sunnah adalah satu-satu konsep yang menyebabkan agama ini terpelihara,
sebagaimana yang di tempuh oleh generasi pertama dalam Islam. Mereka adalah
Rasulullah salallahu’alaihi wasallam
dan para sahabatnya.