pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Showing posts with label Skripsi. Show all posts
Showing posts with label Skripsi. Show all posts

Monday 29 December 2014

Meningkatan Hasil Matematika Melalui Tugas Terstruktur Disertai Umpan Balik


Tugas terstruktur adalah seperangkat soal-soal yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran di sekolah Soal-soal tersebut dirakit sedemikian rupa sesuai dengan tujuan kurikulum yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebagaimana dijelaskan oleh B. S. Bloom bahwa soal tugas terstruktur dirancang mewakili pencapaian tujuan aspek kognitif.
Teknik-teknik pemberian tugas terstruktur digunakan dengan tujuan siswa melaksanakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat terintegrasi. Hal ini dapat terjadi disebabkan dengan mengerjakan tugas terstruktur siswa dapat melatih  mendayagunakan fungsi pikiran dengan keterampilannya secara berulang. Pemahaman maupun pengertian yang lebih mendalam tentang fakta, fenomena ataupun hubungan-hubungan logis akan lebih mantap jika dikembangkan melalui tugas terstruktur, siswa dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilannya di sekolah dengan mengerjakan tugas terstruktur siswa bisa merangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri, serta berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Teknik  pemberian tugas terstruktur adalah “siswa diberikan  tugas  pada  setiap akhir pergantian belajar mengajar untuk diselesaikan di luar jam pelajaran sekolah. 
Umpan balik merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Umpan balik merupakan informasi balikan kepada peserta didik tentang pekerjaan atau tes yang telah diselesaikan, sehingga siswa dapat mengetahui tingkat penguasaanya terhadap materi yang telah diajarkan dengan memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Pemberian umpan balik atas tugas-tugas yang diberikan kepada siswa memegang peranan penting dalam hal motivasi siswa untuk belajar lebih lanjut serta dapat meningkatkan kreativitas dan kemandiriannya yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

Agar lebih jelas silahkan dwonload skripsi "Meningkatan Hasil Matematika Melalui Tugas Terstruktur Disertai Umpan Balik"

Klik linknya

Sunday 21 December 2014

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Mengintensifkan Scaffolding



Pembelajaran scaffolding merupakan praktik yang didasarkan pada konsep Vygostky tentang  assisted learning. Ini merupakan teknik pemberian dukungan belajar yang pada tahap awal diberikan secara lebih terstruktur, kemudian secara berjenjang menuntun siswa ke arah kemandirian belajar.
             Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja atau  menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu berada dalam jangkauan kemampuannya “Zone of Proximal Development(ZPD) mereka.
             Menurut Vygostky, setiap anak mempunyai apa yang disebut Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proksimal Development) yang didefenisikan sebagai "jarak" atau selisih  antara tingkat perkembangan si anak yang aktual (tingkat yang ditandai dengan kemampuan si anak untuk menyelesaikan soal-soal tertentu secara independent) dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai oleh si anak jika ia mendapat bimbingan/bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten (Depdiknas, 2002).
             Vygostky berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara efesien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana lingkungan yang mendukung (supportive), dibawah bimbingan seseorang  yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang guru.    
             Bantuan atau support kepada seorang anak dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya daripada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari anak yang bersangkutan disebut dengan dukungan dinamis atau scaffolding. Tugas guru adalah menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa dan mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa serta memberikan dukungna dinamis (scaffolding), sehingga siswa dapat berkembang secara maksimal dalam zona perkembangan proksimal masing-masing.
             Konsep scaffolding berarti memberikan kepada siswa sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggungjawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.
             Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya yaitu             1) Menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strateg-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing Zone of Proximal Development  mereka; 2) Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan scaffolding. Jadi, teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif  karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial  yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah.
             Tugas dalam zona perkembangan terdekat adalah tugas yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh anak, tetapi dia akan membutuhkan bantuan dari teman sebaya atau orang dewasa. Tugas-tugas dalam zona ini belum dipelajari oleh seorang anak tetapi dapat dipelajari jika diberi waktu yang sesuai. Lebih jauh menurut Vygotsky fungsi mental yang tinggi dapat terjadi melalui percakapan dan kolaborasi. 
           Tujuan penggunaan strategi pembelajaran scaffolding adalah mendorong siswa menjadi siswa yang mandiri dan mengatur diri sendiri  (self-regulation), Henry (2002 :12). Begitu pengetahuan dan kompetensi belajar siswa meningkat, guru secara berangsur-angsur mengurangi pemberian dukungan. Jika siswa tidak mampu mencapai kemandirian, guru kembali ke sistem dukungan untuk membantu siswa memperoleh kemajuan sampai mereka mampu mencapai kemandirian.

Agara lebih jelas dwonload skripsi. "Meningkatkan Hasil Belajar  Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif  dengan Mengintensifkan Scaffolding"

Klik linknya




Saturday 13 December 2014

Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan SAVI (Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual)


Tidak semua metode belajar dapat mewakili wahana pencapaian tujuan pendidikan. Semua pemakainya ditentukan oleh sifat tujuan dan isi materi yang akan diajarkan. Dalam kenyataannya banyak kelemahan dan hambatan pembelajaran terjadi di kelas antara guru siswa ataupun antara siswa, hasil penelitian yang dilakukan Meier (2002:104) menunjukan hambatan dan kelemahan tersebut terjadi pada tahap persiapan ( preparation ), penyampaian       ( presentation ), pelatihan ( practice ) dan penampilan hasil  ( performance ). Untuk mengatasi kelemahan dan hambatan tersebut maka dalam setiap tahap pembelajaran tersebut dapat menerapkan pendekatan belajar “ SAVI “ yaitu somatis, auditory, visual dan intelektual ada dalam setiap peristiwa pembelajaran.
Belajar somatis berarti belajar dengan menggunakan indra peraba, kinestis, serta melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Jadi untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh, ciptakanlah suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu
Belajar auditory berarti belajar dengan berbicara dan mendengar. Dalam merancang pembelajaran matematika yang menarik bagi saluran auditory yang kuat dalam diri siswa carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Mintalah siswa membaca dengan keras secara dramatis dalam menceritakannya. Ajak siswa berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman kerja, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri.
Belajar visual berarti belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Kebanyakan siswa akan lebih muda belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan, lebih-lebih dalam belajar matematika akan lebih muda jika siswa dapat melihat contoh-contoh dari dunia nyata seperti diagram, peta dan gambaran dari segala hal yang dipelajari. Teknik lain yang biasa dilakukan seorang guru, terutama orang-orang dengan keterampilan visual yang kuat, adalah meminta mereka mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi itu, menggambarkan proses, prinsip atau makna yang dicontohkan. 
Belajar intelektual berarti belajar dengan memecahkan masalah dan merenungi. Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru dan belajar ( Meier, 2002 : 99 ).intelektual menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya. Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, membuat kesimpulan dalam pembelajaran matematika.

Untuk lebih jelas dwonload skripsinya "Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan SAVI (Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual)"

Klik linknya

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes