Pembelajaran scaffolding
merupakan praktik yang didasarkan pada konsep Vygostky tentang assisted learning. Ini merupakan
teknik pemberian dukungan belajar yang pada tahap awal diberikan secara lebih
terstruktur, kemudian secara berjenjang menuntun siswa ke arah kemandirian
belajar.
Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi saat
siswa bekerja atau menangani tugas-tugas
yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu berada dalam jangkauan kemampuannya
“Zone of Proximal Development” (ZPD) mereka.
Menurut Vygostky, setiap anak mempunyai apa yang disebut Zona
Perkembangan Proksimal (Zone of Proksimal Development) yang
didefenisikan sebagai "jarak" atau selisih antara tingkat perkembangan si anak yang aktual
(tingkat yang ditandai dengan kemampuan si anak untuk menyelesaikan soal-soal
tertentu secara independent) dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih
tinggi yang bisa dicapai oleh si anak jika ia mendapat bimbingan/bantuan dari
seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten (Depdiknas, 2002).
Vygostky berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi
secara efesien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan
anak-anak lain dalam suasana lingkungan yang mendukung (supportive), dibawah
bimbingan seseorang yang lebih mampu
atau lebih dewasa, misalnya seorang guru.
Bantuan atau support kepada seorang anak dari
seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si anak
mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat
kerumitannya daripada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari anak yang
bersangkutan disebut dengan dukungan dinamis atau scaffolding. Tugas
guru adalah menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa dan mengatur
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa serta memberikan dukungna dinamis (scaffolding),
sehingga siswa dapat berkembang secara maksimal dalam zona perkembangan
proksimal masing-masing.
Konsep scaffolding berarti memberikan
kepada siswa sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran
kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak
tersebut mengambil alih tanggungjawab yang semakin besar segera setelah ia
dapat melakukannya.
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori
pembelajarannya yaitu 1) Menghendaki setting kelas
kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan
strateg-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing Zone of
Proximal Development mereka; 2) Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran
menekankan scaffolding. Jadi, teori belajar Vygotsky adalah salah satu
teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif karena dalam model
pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan
antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan
masalah.
Tugas dalam zona perkembangan terdekat adalah
tugas yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh anak, tetapi dia akan membutuhkan
bantuan dari teman sebaya atau orang dewasa. Tugas-tugas dalam zona ini belum
dipelajari oleh seorang anak tetapi dapat dipelajari jika diberi waktu yang
sesuai. Lebih jauh menurut Vygotsky fungsi mental yang tinggi dapat terjadi
melalui percakapan dan kolaborasi.
Tujuan penggunaan
strategi pembelajaran scaffolding adalah mendorong siswa menjadi siswa
yang mandiri dan mengatur diri sendiri (self-regulation),
Henry (2002 :12). Begitu pengetahuan dan kompetensi belajar siswa meningkat,
guru secara berangsur-angsur mengurangi pemberian dukungan. Jika siswa tidak
mampu mencapai kemandirian, guru kembali ke sistem dukungan untuk membantu
siswa memperoleh kemajuan sampai mereka mampu mencapai kemandirian.
Agara lebih jelas dwonload skripsi. "Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Melalui Pembelajaran
Kooperatif dengan Mengintensifkan Scaffolding"
Klik linknya
0 comments:
Post a Comment
Silahkan beri komentar; terimah kasih atas kunjungannya...