Tidak semua metode
belajar dapat mewakili wahana pencapaian tujuan pendidikan. Semua pemakainya
ditentukan oleh sifat tujuan dan isi materi yang akan diajarkan. Dalam
kenyataannya banyak kelemahan dan hambatan pembelajaran terjadi di kelas antara
guru siswa ataupun antara siswa, hasil penelitian yang dilakukan Meier
(2002:104) menunjukan hambatan dan kelemahan tersebut terjadi pada tahap
persiapan ( preparation ), penyampaian ( presentation ), pelatihan (
practice ) dan penampilan hasil (
performance ). Untuk mengatasi kelemahan dan hambatan tersebut maka dalam
setiap tahap pembelajaran tersebut dapat menerapkan pendekatan belajar “ SAVI “
yaitu somatis, auditory, visual dan intelektual ada dalam setiap peristiwa
pembelajaran.
Belajar
somatis berarti belajar
dengan menggunakan indra peraba, kinestis, serta melibatkan fisik dan
menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Jadi untuk merangsang
hubungan pikiran-tubuh, ciptakanlah suasana belajar yang dapat membuat orang
bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke
waktu
Belajar
auditory berarti belajar
dengan berbicara dan mendengar. Dalam merancang pembelajaran matematika yang
menarik bagi saluran auditory yang kuat dalam diri siswa carilah cara untuk
mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Mintalah siswa
membaca dengan keras secara dramatis dalam menceritakannya. Ajak siswa
berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan
informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan
pengalaman kerja, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka
sendiri.
Belajar visual berarti belajar dengan mengamati dan menggambarkan.
Kebanyakan siswa akan lebih muda belajar jika dapat melihat apa yang sedang
dibicarakan, lebih-lebih dalam belajar matematika akan lebih muda jika siswa
dapat melihat contoh-contoh dari dunia nyata seperti diagram, peta dan gambaran
dari segala hal yang dipelajari. Teknik lain yang biasa dilakukan seorang guru,
terutama orang-orang dengan keterampilan visual yang kuat, adalah meminta
mereka mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi
itu, menggambarkan proses, prinsip atau makna yang dicontohkan.
Belajar intelektual berarti belajar dengan memecahkan masalah dan merenungi. Intelektual
adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk
berpikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru dan belajar (
Meier, 2002 : 99 ).intelektual menghubungkan pengalaman mental, fisik,
emosional dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya. Aspek
intelektual dalam belajar akan terlatih jika guru mengajak siswa terlibat dalam
aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, membuat kesimpulan dalam
pembelajaran matematika.
Untuk lebih jelas dwonload skripsinya "Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan SAVI (Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual)"
Klik linknya