Terkadang
kita mendengar ucapan dari sebagian kaum muslimin yang mengatakan bahwa “Kalian
hanya berbicara mengenai hal-hal sepele dan masalah furu’iyah (masalah cabang dalam agama), bukan masalah pokok, ini hanyalah
merupakan kulitnya saja dari agama ini yang tidak perlu dibahas secara
bertele-tele masih banyak persoalan yang lebih besar dalam agama ini yang harus
dibahas”. Akibatnya mereka lalu
melakukan pelanggaran dalam agama ini, yang mereka anggap bahwa itu hanyalah
persoalan ringan.
Maka
janganlah kemudian kita digelincirkan oleh syaitan yang merupakan musuh anak
cucu Adam yang abadi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya syaitan telah berjanji
kepada Allah bahwa dia akan menyesatkan anak cucu Adam sampai kita semua
dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat kelak.
Kepada
kaum muslimin yang masih membagi-bagi agama ini menjadi kulit dan isi hendaknya
memperhatikan ayat Allah di dalam Al Qur’an:
“Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu
kedalam islam secara keseluruhan.” (QS. Al Baqarah: 208)
Berkata
Ibnu Katsir rahimahullah (dalam
menafsirkan ayat tersebut): “Masuklah
kamu kedalam islam dan taatilah seluruh perintah-perintahNya”.
Al
Alusy rahimahullah berkata: “Makna
(dari ayat tersebut) adalah: “Masuklah
kamu kedalam islam dengan seluruh dirimu. Dan jangan kamu biarkan sedikitpun,
baik yang (berhubungan dengan) hal-hal lahir kamu maupun batin, melainkan dalam
keadaan islam. sehingga tidak ada tempat bagi yang lain (selain islam).
Maka
tidak dibolehkan bagi seorang muslim untuk menganggap remeh sesuatu dari dosa,
sebab mungkin saja dosa yang di remehkan itu akan menjadi sebab “zaighul qalb” (tergelincirnya
hati/berpalingnya hati dari kebenaran). Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Maka tatkala mereka berpaling (dari
kebenaran), Allah memalingkan hati mereka (QS. Ahs Shaf: 5)
Dari
Sahl bin Saad radhiallahu’anhu dari Nabi sallalhu’alahi
wasallam telah bersabada:
“Hati-hatilah kamu dari merehkan dosa-dosa
(kecil) karena perumpamaan dari dosa-dosa kecil itu laksana suatu kaum yang
singgah disuatu lembah lalu datang seorang dengan sepotong kayu dan datang yang lain dengan
sepotong kayu, sehingga mereka dapat mengumpulkan (sejumlah potongan kayu) yang
dengannya sanggup membuat roti menjadi masak. Dan sesunggunhnya dosa-dosa kecil
itu manakala dilakukan oleh seseorang maka ia akan membinasakannya.”
(HR. Ahmad dan lainnya)
Berkata
Ibnu Mu’taz rahimahullah:
“Tinggalkan dosa-dosa kecil dan (dosa-dosa) besar.
Itulah taqwa.
Berbuatlah sebagaimana yang diperbuat oleh orang
yang berjalan diatas tanah yang berduri, dimana dia berhati-hati terhadap apa
yang dilihatnya.
Janganlah kamu meremehkan (dosa-dosa) kecil,
sesungguhnya gunung-gunung (yang besar itu) kumpulan dari kerikil (yang kecil).
Oleh
karena itu tidak sepantasnya bagi orang yang beriman kepada Allah untuk
meremehkan sebagian syariat dalam agama ini, selama itu datangnya dari Allah
dan rasulNya. Hendaknya kita masuk kedalam agama ini secara keseluruhan dengan
cara berusaha untuk menerima dan mengamalkan semua ajaran agama islam tanpa
terlewatkan sedikitpun.
Kemudian,
bahwa dikotomi agama dengan istilah kulit dan isi merupakan istilah bid’ah masa
kini yang tidak dikehendaki. Sebab ini hanyalah bertujuan untuk melepaskan diri
kita dari sebagian perintah-perintah Allah subhanahu
wata’ala dan menghancurkan islam. Maka benarlah orang yang mengatakan “Seandainya bukan karena kulit niscaya akan
binasalah isi”.