Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub kepada
Allah subhanahu wata’ala dari hal-hal
yang mengotorinya. Ilhlas adalah menjadikan Allah subhanahu wata’ala sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk
ketaatan atau mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi
kepada Al Khaliq.
Begitu pentingnya keutamaan ikhlas sehingga Allah
memerintahkan ummat manusia untuk beribadah kepadaNya dengan ikhlas semata-mata
mencari keridhaanNya. Allah subhanahu
wata’ala berfirman:
Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
(QS. Al Bayyinah: 5)
Berikut
ini beberapa keutamaan ikhlas diantaranya:
1.
Ikhlas
adalah syarat diterimanya amalan
Amalan yang
dimaksudkan tentunya adalah amalan shaleh yang dikerjakan sesuai dengan sunnah
Rasulullah salallahu’alaihi wasallam.
Sebagaimana ketika Abu Umamah radhiallahu’anhu
meriwayatkan bahwa telah datang seseorang menemui Rasulullah salallahhu’alaihi wasallam dan bertanya,
“Bagaimana pendapatmu tentang seseorang
yang berjihad untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala?
Maka Rasulullah menjawab, “Ia tidak
mendapatkan apa-apa.” Orang tadi mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali
dan Rasulullah salallahu’alaihi wasallam tetap menjawab, “Ia tidak mendapatkan apa-apa.” Lalu Beliau bersabda: Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla tidak
menerima suatu amalan kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharapkan
wajahnya. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i dengan sannad yang jayyid).
Perhatikanlah
hadits diatas, amalan sebesar apapun jika tidak didasari dengan keikhlasan
kepada Allah ‘azza wajalla maka tidak
akan diterima amalan tersebut dariNya. Oleh karena itu hendaknya kita
membersihkan hati kita dari segala bentuk kotoran, sedkit ataupun banyak, besar
ataupun kecil sehingga tujuan dari bertaqarrub benar-benar murni Karena Allah ‘azza wajalla.
Apabila suatu
amalan telah dicampuri oleh harapan-harapan duniawi, yang disenangi oleh diri
dan hati, sedikit ataupun banyak, maka kejernihan amalan itu telah tercemari
dan hilang pulalah keikhlasannya. Maka perbaharuilah keikhlasan anda sebelum
bertemu dengan Allah ‘azza wajalla
dalam keadaan Allah ‘azza wajalla
menggolongkan kita sebagai orang-orang yang merugi, sebagaimana Allah
berfirman:
Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya. (QS. Al Kahfi: 103-104)
2.
Selamat
dari godaan Syaitan
Orang yang
ikhlas akan selamat dari godaan Syaitan hal di ucapkan oleh Iblis sendiri yaitu
ketika Iblis di keluarkan dari Syurga, kemudian Iblis bersumpah kepada Allah
bahwa dia akan menyesatkan semua anak cucu Adam disebabkan karena dengki dan
dendam kepada Adam alaihissalam,
namun iblis mengecualikan satu golongan yang tidak dapat disesatkannya yaitu
hamba Allah yang iklhas kepad Allah. Hal ini ditunjukan oleh firman Allah dalam
surat Shaad. Allah ‘azza wajalla
berfirman:
Iblis
menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali
hamba-hamba-Mu yang mukhlis (ikhlas) di antara mereka.
(QS. Shaad: 82-83)
Oleh
karena itu orang yang ikhlas adalah orang yang akan selamat didunia dan selamat
diakhirat. Maka diriwayatkan bahwa ada seorang shaleh berkata kepada dirinya,
“Wahai diriku ikhlaslah, maka kamu akan selamat!”.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan beri komentar; terimah kasih atas kunjungannya...