pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Monday 20 April 2015

Saudaraku, Jagalah Lisanmu



Lidah bisa menjadi kunci kebaikan bagi seseorang, ketika dia mampu untuk memelihara atau mengendalikannya, namun sebaliknya lidah juga bisa menjadi kunci keburukan seseorang yaitu ketika ia tidak mampu untuk mejaganya dari perkataan sia-sia maupun perkataan dusta. Hal ini ditunjukan oleh riwayat dari Mu’adz bin Jabbal radhiallahu’anhu yaitu ketika Rasulullah salallahu’alaihi wasallam mengajarkan kepada Mu’adz pintu-pintu  kebaikan kemudian di akhir haditsnya Beliau bertanya: “Maukah kamu kuberitahu kunci dari semua itu? Aku (Mu’adz) menjawab: “Tentu wahai Rasulullah”. Lalu Nabi salallahu’alaihi wasallam memegang lidahnya dan berkata: “Jagalah ini! “Akupun bertanya, “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena pembicaraan kita? “Rasul menjawab: “Ibumu telah kehilanganmu, Mu’adz! Bukankah manusia itu diseret keneraka pada wajah-wajah mereka atau hidung-hidung mereka hanya disebabkan oleh buah perkataan lidah mereka? (HR. Tirmidzy)
Yang dimaksud dengan buah perkataan dalam hadits ini adalah balasan atas perkataan yang haram dan berbagai akibatnya. Selain itu yang paling banyak menjerumuskan manusia kedalam api neraka adalah karena ucapannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasululllah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke neraka adalah dua lubang: “Mulut dan kemaluan”. (HR. At Tirmidzy)
Hal ini di sebabkan karena terkadang kita mengucapkan suatu perkataan yang mungkin kita anggap biasa, namun dihadapan Allah itu adalah perkara yang luar biasa. Sehingga Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya ada seorang yang mengucapkan sebuah kalimat yang ia anggap biasa namun karenanya ia terjun kedalam neraka sejauh 70 tahun.” (HR. Tirmidzy; shahih gharib)
Maka dari itu kita di perintahkan untuk berbicara yang baik-baik, kalau tidak mampu untuk berbicara yang baik-baik maka sebaiknya kita diam. Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
 “Barangsipa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu’anhu, mengunjungi Abu Bakar radhiallahu’anhu. Umar mendapatinya sedang menarik lidahnya dengan tangannya. Umar bertanya: “Apa yang  anda lakukan? Semoga Allah mengampunimu!” Abu Bakar menjawab: “Inilah benda yang akan menjerumuskan aku ke neraka.”
Abdullah bin Mas’ud radhiallhu’anhu berkata: “Demi Allah yang tidak ada Illah selain Dia! Tidak ada sesuatupun yang lebih perlu untuk di penjarakan selain lisanku!” Dia juga mengatakan: “Wahai lisan, ucapkanlah yang baik-baik, niscaya kamu akan beruntung! Berhentilah dari mengucapkan yang buruk-buruk, niscaya kamu akan selamat sebelum menyesal!”
Begitulah para sahabat Nabi dalam menjaga lisan-lisan mereka dari perkataan yang sia-sia dan mengandung dosa. Mereka begitu takut jika nanti mereka bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala dalam keadaan lidah mereka tidak selamat.
Oleh karena itu hendaklah tiap-tiap diri memperhatikan ucapannya, apakah ucapan itu bermanfaat atau tidak. Apakah ucapan itu mengajak kepada kebaikan ataukah malah berisi fitnah, kedustaan, ghibah atau perkataan-perkataan tercela lainnya. Hendaklah kita berusaha untuk menjaga lisan kita dari membicarakan aib orang lain, menuduh saudara kita melakukan keburukan padahal kita tidak mengetahui hakekat yang sebenarnya!
Karena semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Saudaraku jagalah lisanmu! Barakallahu fikum.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan beri komentar; terimah kasih atas kunjungannya...

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes