pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Sunday 15 March 2015

Tips Mengobati Kemarahan



Marah adalah gejolak dalam jiwa yang memiliki hasrat untuk menyerang dan membalas. Selain itu marah juga dikatakan sebagai darah jantung yang mendidih dan pengaruh gejolaknya terlihat pada anggota tubuh, seperti memerah wajahnya, urat yang tegang, dan mata yang memerah.
Tidak ada yang ditimbulkan marah selain kerusakan (kecuali marah di jalan Allah). Bahkan tujuan yang mulia dapat menjadi hina di sebabkan kemarahan. Hal ini dapat kita saksikan dalam kehidupan nyata, misalnya, kita sering menyaksikan orang-orang yang berunjuk rasa kepada pemerintah yang tidak adil, yang berujung pada tindakan anarkis para pengunjuk rasa. Contoh lainnya adalah Negara Libya yang terancam di “Irakkan” oleh Amerika dan para sekutu dan sekecoaknya juga di sebabkan karena kemarahan. Meskipun tujuan awalnya adalah kebaikan yaitu menghilangkan ketidak adilan di permukaan bumi, tetapi jika di lakukan dengan kemarahan maka hasilnya adalah kerusakan yang lebih besar daripada tujuan yang ingin dicapai.
Islam telah menunjunkan untuk senantiasa berhati-hati terhadap marah dan berusaha untuk mengobatinya jika terjadi pada diri seseorang. Berikut ini adalah tips-tips untuk menghilangkan marah, untuk tidak berlama-lama, maka langsung aja kita ke T...K...P...! (Upss! Udah ngga’ ada ya? ^_^’)
Pengobatan marah dalam semua kondisi yang terpenting adalah:
1.      Menyadari bahwa marah adalah penyakit berbahaya dan penyakit yang tidak dapat di obati.
Siapapun yang marah, dikhawatirkan akan tertimpa penyakit yang mematikan. Jika kita menyadari hal tersebut tentunya kita akan berusaha untuk menjauhi hal-hal yang dapat membahayakan diri kita sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa keyakinan seseorang kepada sesuatu yang membahyakan dirinya, akan memberinya pertahanan untuk tidak mendekati dan melakukan sesuatu tersebut. Inilah titik awal pengobatan.
2.      Menjauhi penyebab marah dan tuntutannya.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Yahya bin Yusuf bercerita kepadaku Abu Bakar (Ibnu Ayyas) mengabarkan kepada kami dari Abu Hasyim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi salallhu’alaihi wasallam.”Berilah aku wasiat!” Nabi pun bersabda,”jangan marah” lalu orang tersebut mengulang-ulang pertanyannya. Maka Nabi bersabda “jangan marah”. (HR. Bukhari)
Para ulama menafsirkan hadits ini ”jangan marah” dengan menjauhkan diri dari penyebab-penyebab marah dan bertahan untuk tidak marah, hal ini disebab karena marah merupakan perangai yang ada dalam diri manusia tidak seorangpun terbebas darinya. Oleh karena itu, menjauhi penyebab-penyebab marah adalah sesuatu yang mungkin dilakukan bagi seseorang.
3.      Berlindung kepada Allah subhanahu wata’la dari Syaitan yang terkutuk.
Syaitanlah yang mengeluarkan Adam alaihis sallam dari Syurga dan mendorong Qabil untuk membunuh saudaranya Habil. Dialah yang mempengaruhi marah dalam diri manusia dan mengobarkan api balas dendam, agar merata panasnya di semua tempat.
Inilah tujuan dari Syaitan dan kepentingannya dalam kehidupan ini, dia tidak akan meninggalkan manusia sampai manusia itu dapat digiring dan tunduk kepada perintahnya. Karena dia adalah musuh utama bagi manusia, dia tidak ingin manusia baik, bahagia dan aman. Oleh karena itu Allah subhanhu Wat’ala berfirman:
   Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah.” (QS. Al A’raf: 200)
Imam Muslim telah meriwayatkan dalam shahihnya sebagai berikut bahwa. Dua orang laki-laki diatawan oleh Nabi salallahu’alihi wasallam. Salah satunya merah matanya dan mengembung urat lehernya, Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat, yang jika diucapkan, niscaya akan hilang kemarahan seseorang yaitu,”Audzubillahi minasyaitanirrajiim” (HR. Muslim)
4.      Hendaklah berwudhu ketika sedang marah
Wudhu adalah resep Nabi salallahu’alihi wasallam dalam meringankan tekanan kemarahan dan mematikan kobarannya, menenangkan jiwa yang marah, menurunkan suhu tubuh yang menyala akibat emosi. Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya marah itu dari Syaitan dan Syaitan diciptakan dari api dan sesungguhnya api dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang dari kalian marah, maka berwudhulah. (HR. Abu Dawud, dalam sunannya).
Namun apabila wudhu belum meredakan marahnya maka hendaklah ia mandi
5.      Hendaklah mendekat kebumi (sujud)
Apabila orang yang  marah itu sedang duduk maka janganlah ia berdiri karena gerakan itu akan mempengaruhinya. Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Ketahuilah , bahwa marah itu bara api dihati manusia, tidakkah kalian melihat merahnya kedua matanya, dan tegangnya urat nadi lehernya? Barangsiapa merasakan hal itu, maka hendaklah mendekat kebumi (sujud).” (HR. Tirmidzi)
Hal ini bertujuan dengan mendekat kebumi akan menghentikan aktifitasnya yang memungkinkan munculnya pengaruh marah selanjutnya.
6.      Merubah posisi ketika sedang marah
Abu Dzar radhiallahu’anhu menerangkan bahwa Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Jika salah seorang diantara kamu marah, sedang dia dalam keadaan berdiri, duduklah maka marah akan pergi darinya, jika belum juga maka berbaringlah.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Hibban)
Hal ini merupakan pengobatan untuk menenangkan diri dan memadamkan api kemarahan. Karena manusia dalam keadaan berdiri lebih siap untuk melaksanakan kemarahannya daripada ketika sedang duduk, dan duduk lebih siap daripada ketika berbaring.
7.      Diam dan menjaga lidah untuk tidak berbicara ketika  sedang marah.
Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda: “Ajarilah dan permudahlah dan jangan mempersulit. Jika salah seorang diantara kalian marah, maka diamlah” Beliau mengatakannya sebayak tiga kali. (HR. Ahmad)
Karena menggerakkan lidah ketika marah terkadang akan membuat orang mengucapkan kata-kata buruk dan keji yang akan memancing pertikaian dan perdebatan sehingga akan memberikan pengaruh yang berbahaya bagi dirinya dan orang lain.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Ada orang bodoh mengajak bicara dengan seluruh caci maki. Maka aku jadi benci untuk menjawabnya. Dia semakin bodoh, sedang aku semakin santun. Kebaikan seperti batang korek api yang semakin membakarnya.
8.      Mengingat keutaman menahan marah
Ketika kita marah, hendaklah kita senantiasa mengingat keutamaan orang yang dapat menahan amarahnya karena Allah subhanahu wata’ala. Karena dengan ini kita akan menjadi tenang dan bahagia, kita tidak perlu mendengarkan bisikan-bisikan syaitan yang mengajak kita untuk larut dalam kemarahan yang menyebabkan kita kehilangan keutaman yang dijanjikan Allah ini. Didalam sebuah riwayat Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda;
“Tidak ada suatu kesabaran yang paling besar pahalanya di sisi Allah, daripada seorang hamba yang sabar menahan amarahnya karena ingin bertemu Allah ta’ala.” (HR. Ibnu Majah)
Dan dalam riwayat yang Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang dapat menahan amarahnya, padahal ia dapat melampiaskannya, maka pada hari kiamat nanti Allah akan memanggilnya dihadapan para (pemimpin) makhluk, dan ia diberikan pilihan untuk memilih bidadari yang ia sukai.” (HR. Ibnu Majah)
Subhanallah..! siapakah yang tidak ingin mendaptkan keutamaan ini, saya yakin anda akan mengatakan, “Semua orang ingin mendapatkannya”. Jika demikian tahanlah marah anda..!
Nah demikianlah beberapa tips untuk menghilangkan marah, semoga ini dapat bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Wasallam

0 comments:

Post a Comment

Silahkan beri komentar; terimah kasih atas kunjungannya...

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes