pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Tuesday 10 January 2012

Kisah Nyata Tentang Mut’ah


Syaikh Dr. Abdul Mun’im an Nimr dalam salah satu risalahnya bercerita tentang teman beliau yang seorang guru besar sastra Persi. Sang guru besar bertutur kepada beliau: “Saya berkunjung ke Teheran, saya siapkan makalahku tentang sastra Persia. Selama saya di sana saya menyempatkan waktu untuk mencari informasi tentang nikah mut’ah, bukan untuk bermut’ah tapi saya ingin menyelidiki. Setelah saya bertanya tentang tempat-tempat mut’ah, maka saya pun menuju ke salah-satu tempat tersebut. Sesampainya di sana, seorang Syaikh  menyambutku dengan ucapan selamat dating. “Saya ingin mut’ah” kataku membuka pembicaraan. “Kalau ia cantik dan menarik saya ingin mut’ah dalam waktu yang lama” kataku melanjutkan. Maka oleh Syaikh tersebut saya di persilahkan masuk ke salah-satu ruangan. Lalu laki-laki paru baya tersebut memerintahkan kepada beberapa orang perempuan melintas di depanku dengan memperlihatkan seluruh kecantikannya untuk saya pilih. Karena hanya ingin menyelidiki, sayapun lalu meminta maaf dengan ramah karena tak satupun yang menarik hatiku. Saya lalu pergi ke tempat lain guna melanjutkan penyelidikan di salah satu kafe. Kali ini saya melangkah lebih jauh. Setelah saya memilih satu wanita, kami lalu duduk bersama. Wanita itu lalu bertanya kepadaku tentang lama waktu mut’ah yang saya inginkan sebab setiap jam beda upahnya. Wanita itu juga bertanya tentang tempat yang saya inginkan untuk ‘berbulan madu’ apakah di penginapanku atau di rumahnya. “Upahnya berbeda-beda sesuai fasilitas yang ada di tempat yang telah di sepakati” kata wanita itu. Saya pura-pura tidak setuju dan marah-marah, lalu pergi sambil minta maaf kepada pemilik kafe. Sebelum pergi, saya menyempatkan diri pada pemilik kafe tentang keberadaan kafe-kafe yang memiliki ‘pelayanan plus’. Pemilik kafe dengan berterus terang mengatakan bahwa penduduk merasa terusik dengan keberadaan tempat tersebut.
Di lain waktu (juga dalam rangka penyelidikan) saya pernah bercanda pada salah seorang kerabatku keturunan Persia di Teheran. Saya memintanya untuk menikahkan putrinya denganku secara mut’ah. Kerabatku itu marah besar dan memutuskan hubungan siilaturahimnya denganku”. Demikian tutur Dr. Abdul Mun’im an Namr salah seorang akademisi yang banyak menulis masalah-masalah Syi’ah.
Jika kita melihat kisah diatas, akan kita dapatkan bahwa praktek nikah mut’ah yang merupakan salah-satu ajaran Syiah ternyata tidak lebih dari praktek-praktek perzinahan dan pelacuran. Merupakan bentuk penghalalan kemaluan yang berkedok nikah mut’ah. Pertanyaannya adalah (dan tolong di jawab jujur..!) maukah jika kalian, wahai para wanita di nikahi dengan jalan mut’ah?! Maukah kalian wahai para orang tua, putri dan keluarga kalian di nikahi dengan jalan seperti itu?! Hanya kepada Allah saja kita meminta pertolongan, dari pemahaman sesat yang menyimpang dari kebenaran.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan beri komentar; terimah kasih atas kunjungannya...

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes