pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Showing posts with label Kisah. Show all posts
Showing posts with label Kisah. Show all posts

Saturday 3 August 2013

Tawakkal Seorang Anak Yatim



Seorang masuk kedalam masjid Rasulullah salallahu’alaihi wasallam (Nabawi) diluar waktu shalat jamaah. Ia mendapatkan seorang anak yang umurnya belum genap sepuluh tahun sedang khusu’ shalat. Laki-laki itu menunggu anak tersebut menyelesaikan shalatnya. Dia menghampiri anak tersebut, mengucapkan salam lalu bertanya, “Wahai anak, anak siapakah engkau?” Anak tersebut hanya menundukkan kepalanya dan terlihat air matanya membasahi pipinya. Sejurus kemudian dia mengangkat kepalanya sembari berkata, “Wahai paman saya adalah anak yatim, ayah ibuku telah tiada.” Hati laki-laki itupun tersentuh, lalu berkata, “Wahai anak, maukah kamu kujadikan anak angkatku?” Anak itu menjawab, “Apakah jika aku kelaparan paman akan memberiku makan?” Ya, tentu. Jawabnya. “Jika aku tidak memiliki pakaian, apakah paman bersedia memberiku pakaian?” Ya. Jika aku sakit apakah paman bisa menyembuhkanku?”. Itu bukan kuasaku wahai anankku. “apakah jika aku mati , paman bisa menghidupkanku kembali?”. Mustahil aku mampu melakukannya wahai anakku. “jika demikan, tinggalkanlah aku wahai paman, karena aku telah mendaptkan firman Allah,
“ (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu,. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku. Dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat". (QS. Asy Syu’ara: 78-82)
Laki-laki itupun terdiam dan meninggalkan anak itu sementara anak itu bergumam, “Aku beriman kepada Allah, dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupinya.” [Al Atqiya’ Al Akhfiya’ hal. 98, Syeikh Abdul Azhiem]


Saturday 6 July 2013

Pencuri yang di Curi



Suatu malam, seorang pencuri menyelinap kerumah Malik bin Dinar rahimahullah. Sayangnya, ia tidak mendapatkan apa-apa untuk dicuri. Sementara itu, Malik sedang shalat malam dan mengetahui kehadiran pencuri tersebut. Malik mempersingkat shalatnya. Setelah salam beliau  menyambangi pencuri tersebut dan berkata: “Wahai saudaraku, semoga Allah membimbingmu untuk bertaubat. Kamu memasuki rumahku namun kamu tidak mendapatkan sesuatupun u
ntuk diambil, dan saya tidak ingin anda keluar tanpa faedah apa-apa.”
Lalu beliau menyodorkan air kepada pencuri tersebut dan berkata: “Berwudhulah dan shalatlah dua rakaat, niscaya kamu keluar dengan membawa kebaikan.”
Pencuri itu berkata: “Baik, terimakasih.”
Iapun berwudhu dan shalat dua rakaat. Setelah selesai shalat, pencuri itu meminta: “Wahai Malik, apakah anda mengizinkan aku untuk menambah shalat 2 rakaat lagi?”
“Tambahlah sesuai dengan kemampuan yang Allah berikan kepada anda.” Jawab Malik bin Dinar. Pencuri itupun terus melanjutkan shalatnya hingga menjelang subuh.
Kemudian Malik berkata: “Pergilah dalam keadaan baik.”
Pencuri itu berkata: “Tuan, apakah anda mengizinkan aku untuk tinggal bersama hari ini? Karena saya berniat untuk saum hari ini.”
Malik menjawab: “Tinggallah disini sesukamu.” Lalu ia tinggal bersama Malik bin Dinar selama beberapa hari, ia juga shalat dimalam hari dan saum disiang harinya. Tatkala ia hendak pergi, ia berkata: “Wahai Malik, saya ingin bertaubat dengan sungguh-sungguh”.
Malik menjawab: “Itu semua ditangan Allah!” Akhirnya pencuri itu bertaubat, dan bagus taubatnya. Tatkala ia bertemu dengan temannya yang juga seorang mantan pencuri, ia ditanya: “Bagaimana hasilnya, saya rasa kamu mendapat banyak harta.” Ia menjawab: “Wahai temanku, aku mendatangi rumah Malik bin Dinar untuk mencuri (harta)nya, tapi akhirnya dia yang justru mencuri(hati)ku. Sekarang aku sudah bertaubat kepada Allah”. [Mukhtaraat wa Lathaif, Abdul Malik Al Qaim]

Friday 3 February 2012

Nama Masjid Paling Aneh di Dunia


Ka Anni Akaltu (seakan-akan aku telah memakannya) adalah  sebuah nama masjid jami’ kecil di distrik ‘Fatih’ di kota Istambul, Turki. Sementara nama masjid itu dengan bahasa Turki adalah Shaniki Yadam yaitu Ka Anni Akaltu (seakan-akan aku telah memakannya). Di belakang nama yang aneh tersebut terdapat sebuah kisah yang mengandung sebuah pelajaran besar.
Adalah seorang Wira’I Khairuddin Affandi hidup di distrik Fatih, dia hidup di sana sejak masa mudanya. Di saat dia berjalan di pasar dan dirinya sangat menginginkan membeli buah-buahkan, daging atau manisan, dia berkata kepada dirinya sendiri ‘Shaniki Yadam’ (seolah-olah aku sudah memakannya). Kemudian dia letakkan uang yang tadinya ingin di gunakan memebeli makanan itu ke dalam kotak.
Tahun demi tahun, dia terus menahan dirinya dari kenikmatan makanan-makanan tersebut, dan mencukupkan diri dengan apa yang bisa menghilangkan kepayahannya saja. Sementara uang yang dia simpan terus bertambah di dalam kotak, sedikit demi sedikit. Hingga dengan uang tersebut dia mampu membangun sebuah masjid kecil di tempatnya.
Tatkala penduduk kota mengetahui kisah orang wira’i lagi fakir ini, dan bagaimana ia bisa membangun masjid tersebut maka merekapun menyebut masjid jami’ tersebut dengan “Shaniki Yadam-Ka Anni Akaltu- (seakan-akan aku telah memakannya)”.
Mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala merahmatinya dengan rahmat yang luas.

Tuesday 10 January 2012

Kisah Nyata Tentang Mut’ah


Syaikh Dr. Abdul Mun’im an Nimr dalam salah satu risalahnya bercerita tentang teman beliau yang seorang guru besar sastra Persi. Sang guru besar bertutur kepada beliau: “Saya berkunjung ke Teheran, saya siapkan makalahku tentang sastra Persia. Selama saya di sana saya menyempatkan waktu untuk mencari informasi tentang nikah mut’ah, bukan untuk bermut’ah tapi saya ingin menyelidiki. Setelah saya bertanya tentang tempat-tempat mut’ah, maka saya pun menuju ke salah-satu tempat tersebut. Sesampainya di sana, seorang Syaikh  menyambutku dengan ucapan selamat dating. “Saya ingin mut’ah” kataku membuka pembicaraan. “Kalau ia cantik dan menarik saya ingin mut’ah dalam waktu yang lama” kataku melanjutkan. Maka oleh Syaikh tersebut saya di persilahkan masuk ke salah-satu ruangan. Lalu laki-laki paru baya tersebut memerintahkan kepada beberapa orang perempuan melintas di depanku dengan memperlihatkan seluruh kecantikannya untuk saya pilih. Karena hanya ingin menyelidiki, sayapun lalu meminta maaf dengan ramah karena tak satupun yang menarik hatiku. Saya lalu pergi ke tempat lain guna melanjutkan penyelidikan di salah satu kafe. Kali ini saya melangkah lebih jauh. Setelah saya memilih satu wanita, kami lalu duduk bersama. Wanita itu lalu bertanya kepadaku tentang lama waktu mut’ah yang saya inginkan sebab setiap jam beda upahnya. Wanita itu juga bertanya tentang tempat yang saya inginkan untuk ‘berbulan madu’ apakah di penginapanku atau di rumahnya. “Upahnya berbeda-beda sesuai fasilitas yang ada di tempat yang telah di sepakati” kata wanita itu. Saya pura-pura tidak setuju dan marah-marah, lalu pergi sambil minta maaf kepada pemilik kafe. Sebelum pergi, saya menyempatkan diri pada pemilik kafe tentang keberadaan kafe-kafe yang memiliki ‘pelayanan plus’. Pemilik kafe dengan berterus terang mengatakan bahwa penduduk merasa terusik dengan keberadaan tempat tersebut.
Di lain waktu (juga dalam rangka penyelidikan) saya pernah bercanda pada salah seorang kerabatku keturunan Persia di Teheran. Saya memintanya untuk menikahkan putrinya denganku secara mut’ah. Kerabatku itu marah besar dan memutuskan hubungan siilaturahimnya denganku”. Demikian tutur Dr. Abdul Mun’im an Namr salah seorang akademisi yang banyak menulis masalah-masalah Syi’ah.
Jika kita melihat kisah diatas, akan kita dapatkan bahwa praktek nikah mut’ah yang merupakan salah-satu ajaran Syiah ternyata tidak lebih dari praktek-praktek perzinahan dan pelacuran. Merupakan bentuk penghalalan kemaluan yang berkedok nikah mut’ah. Pertanyaannya adalah (dan tolong di jawab jujur..!) maukah jika kalian, wahai para wanita di nikahi dengan jalan mut’ah?! Maukah kalian wahai para orang tua, putri dan keluarga kalian di nikahi dengan jalan seperti itu?! Hanya kepada Allah saja kita meminta pertolongan, dari pemahaman sesat yang menyimpang dari kebenaran.

Monday 19 December 2011

Ketahuilah, Allah Memerangimu

Seorang ayah memegang putranya, Abdullah (8 tahun) dengan penuh gembira seraya berkata: “Ayolah putaku, kita menuju ketempat pekerjaan ayah.” Abdullah pun sangat bergembira, dan keluar bersama ayahnya dengan perasaan bahagia. Namun ketika dia masuk ketempat pekerjaan ayahnya hilanglah kegembiraan tersebut, hilanglah senyuman dari bibirnya, dan mengalirlah air mata di kedua pelupuk matanya, serta tidak mau duduk bersama ayahnya. Maka sang ayahpun mengembalikan Abdullah dalam keadaan bingung memikirkan sebabnya.
Sejak hari itu, Abdullah tidak mau makan, tidak mau menerima pemberian  hadiah dari ayahnya. Tidak mau memakai pakaian yang dibelikan oleh ayahnya. Diapun sakit terus menerus, dia diberi obat namun tidak sembuh. Sang ayah telah mengetuk semua pintu kecuali pintu Allah subhanahu wata’ala.
Pada suatu malam sang ayah duduk disekitarnya dalam keadaan sedih dan susah karenanya, sang ayah bertanya kepadanya, apa yang terjadi dengannya? Maka air mata mengalir dari mata Abdullah, dan dia menjawab dengan suara lirih: “wahai ayah, tidakkah ayah cinta kepada Allah? Tidakkah ayah takut kepada Allah subhanahu wata’ala? Kenapa ayah tidak shalat? Kenapa ayah bekerja pada tempat itu? Bukankah ayah tahu bahwa Rabb saya dan Rabb ayah telah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakannya (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiyaya dan tidak (pula) dianiyaya.” (QS. Al Baqarah: 278-279)
Serta merta sang ayah memeluk putrnya dengan deraian air mata seraya berkata: “Ya, betul wahai putraku, akau takut kepada Allah, aku takut kepada Allah. Benar wahai Abdullah…Sesungguhnya aku bertaubat kepada Zat yang telah menciptakan aku, dan untuk selamanya aku tidak akan kembali kepada pekerjaan itu selagi aku hidup. Setelah ini aku tidak akan meniggalkan shalat… benar, wahai Abdullah, benar…! Maka berbahagialah Abdullah, lalu bangkit seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.
 Segala puji bagi Allah atas nikmat iman yang diberikan kepada hamba yang dikehendakiNya.

Friday 28 October 2011

Cinta Kebaikan untuk Orang Lain


Ummu mihdad berkata: “Adalah salah seorang guru wanita yang mendidik salah satu kelas SD, dia tidak mengenakan hijab yang tidak menutupi wajahnya, dan tidak senang dengan yang demikian.”
Pada suatu hari ia menulis semboyan mingguan yang berupa hadits: “Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai bagi dirinya sendiri.” Dan mulailah dia menerangkan hadits tersebut,  serta mendorong murid-muridnya untuk mengamalkan hadits tersebut secara nyata.
Seorang murid bernama Ala’ pulang menemui ibunya dengan cepat untuk memberi  tahunya bahwa dia membutuhkan sebuah hijab besar. Sang ibu menyangka bahwa dia ingin mengunakannya pada acara perpisahan di sekolah. Maka sang ibupun membelikannya untuknya. Ala’ pun membungkus hijab tersebut dengan kertas kado bergambar bunga, yang didalamnya dia menulis dalam kertas indah bermotif bunga: “Wahai bu guru yang terhormat, saya melihat anda dengan cahaya hati pada setiap waktu, saya memuji anda dengan kebaikan dan rasa syukur. Sesungguhnya saya cinta anda memakai hijab seperti aku yang kemudian Allah, Rabb kita, akan menempatkan kita dalam syurgaNya.”
Sungguh, pada hari kedua, bu guru tersebut telah memakai hijab islami syar’i. dewan gurupun memberikan ucapan selamat kepadanya karena telah memakai hijab syar’i. maka ibu guru tersebut berkata: “ jangan ucapkan selamat kepadaku, tapi kepada Ala’. [Majalah Qiblati hal. 87 Edisi 07 Thn. IV]

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes