pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Saturday 12 November 2011

Tips Agar Mendapat Anak Yang Shaleh

 
Anak adalah nikmat, didalam Al Qur’an di sebutkan bahwa anak merupakan kecenderungan syahwat yang kedua setelah kecenderungan kepada wanita. Sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
Anak adalah amanat dari Allah, maka hendaknya bagi setiap orang tua untuk memperhatikan dan menjaga perkembangan anak-anaknya, karena di akhirat kelak ia akan di mintai pertanggungjawabannya. Di akhirat kelak ada orang tua yang terhalang masuk kedalam Syurga di sebabkan karena anaknya yaitu ketika anaknya menjadi anak yang jahat dan ada juga orang tua yang masuk kedalam Syurga di sebabkan karena anaknya yaitu ketika anak tersebut menjadi anak yang shaleh yang senantiasa mendoakannya. Maka beruntunglah orang tua yang memiliki anak-anak yang shaleh.
Shaleh dan tidaknya, baik dan buruknya akhlak seorang anak sebagian besar tergantung dari pendidikan yang ia terima dari orang tuanya, sebagaimana Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Setiap anak Adam lahir dalam keadaan fitrah maka orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”
Rasulullah salallahu’alaihi wasallam tidak menyebutkan temannyalah yang akan merubahnya dan juga tidak menyebutkan lingkungannya, walaupun ini adalah salah-satu faktor yang juga dapat merubah tabiat si anak. Namun Rasulullah salallahu’alaihi wasallam menyebutkan bahwa orang tuanyalah yang memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan perkembangan dan perilaku anaknya.
Setiap orang  pasti sangat mendambakan kelak anaknya adalah anak yang shaleh. Maka ada beberapa yang harus di tempuh bagi calon orang tua untuk mendapatkan anak yang shaleh di antaranya sebagai berikut:
1.    Mencari Istri yang shalehah
Seorang lelaki ketika mencari istri hendaklah mencari wanita yang shalehah dan jika dia seorang wanita maka hendaknya dia menjadi wanita yang shalehah. Rasulullah salallahu’alaihi wasallam bersabda bahwa wanita itu di nikahi karena empat hal yaitu karena kecantikannya, keturunannya, hartanya dan agamanya maka pilihlah agamanya.
Seorang ibu memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk kepribadian seorang.anak Sebabnya adalah karena ibu biasanya lebih banyak berinteraksi dengan anaknya daripada ayahnya. Sejarah telah membuktikan bahwa orang-orang besar dalam Islam itu kebanyakan berasal dari rahim seorang ibu yang shalehah
Seorang salaf berkata kepada : “Wahai anakku janganlah kecantikan wanita itu membuatmu lupa menelusuri asal usulnya dan nasabnya karena sesungguhnya menikahi wanita yang mulia itu adalah tangga menuju kemuliaan.”
Abdul Aswad Ad Duali: “Berkata kepada anak-anaknya aku telah berbuat yang terbbaik untuk kalian pada waktu kalian kecil, pada waktu kalian dewasa dan pada waktu kalian belum lahir, maka anaknya menjawab: wahai ayah bagaimana bisa demikian? Maka ayahnya menjawab: saya berbuat baik kepada kalian sebelum kalian lahir adalah karena saya memilihkan kepada kalian ibu yang tidak pernah kalian cela.”
2.    Banyak berdoa
Setelah memilih istri yang shalehah maka hendaklah banyak berdoa agar di berikan anak yang shaleh. Sebagaimana Nabi Zakariyya alaihissalam berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala:
“Dan Sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku[898] sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, Maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan Jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (QS. Maryam: 5-6)
Sudah di maklumi bahwa  seshaleh apapun kedua orang tuanya, semua itu tidaklah akan bermanfaat jika bukan karena kehendak Allah subhanahu wata’ala. Maka dari itu berdoalah sebagaimana Nabi Zakariyya alaihissalam berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala.
3.    Gembira dengan kelahiran anaknya
Hendaknya orang tua bergembira menyambut kelahiran anak jangan sampai ada perasaan benci, sebagaimana orang-orang jahiliyyah yang jika di kabarkan kepadanya bahwa anaknya yang lahir adalah anak perempuan, maka mereka menjadi marah dan malu menahan aib. Anak merupakan nikmat dan anugrah dari Allah subhanahu wata’ala, sejelek apapun anak itu. Apakah anak itu cacat, hidungnya terlalu mancung kedalam dan semisalnya . itu semua tetap anugerah dari Allah subhanahu wata’ala yang harus senantiasa di syukuri bukan di kufuri.
4.    Memberikan nama yang baik
Hendaknya orang tua memberi nama yang baik kepada anaknya. Karena nama itu adalah doa dan harapan dari orang tua. Oleh karena itu nama juga terkadang memberikan pengaruh terhadap karakter  si anak. Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Jarang anda mendapatkan nama yang buruk melainkan nama itu melekat pada orang yang buruk pula dan Allah subhanahu wata’ala dengan hikmahnya yang terkandung dalam Qada’ dan Qadhar memberikan ilham kepada jiwa-jiwa untuk meletakkan nama-nama kepada yang punya. Kemudian beliau bertanya kepada gurunya (Ibnu Taimiyah) maka beliau menjawab: “Saya juga sering megalaminya”. Kemudian beliau berkata bahwa: “Akhlak, amalan dan perbuatan yang buruk menuntut nama yang sesuai. Sebagaimana Rasulullah salallahu’alaihi wasallam di namakan Muhammad dan Ahmad karena sifat-sifatnya yang terpuji sesuai dengan namanya bahkan beliau adalah pembawa panji alhamdu. Pemilik nama yang baik terkadang akan menimbulkan rasa malu kepada pemilknya untuk berbuat yang tidak baik dan mendorongnya untuk berbuat yang sesuai dengan namanya.”
Kata syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah: “Dosa-dosa ada jalan keluar untuk di ampuni tetapi ada satu dosa yang susah untuk di hilangkan yaitu dosa nama yang jelek.”
Maka adalah merupakan musibah bagi sebagian umat Islam di zaman sekarang ini yang memberikan nama kepada anaknya dengan nama-nama yang tidak memiliki arti bahkan menyerupai nama orang-orang kafir. sehingga ada sebagian remaja umat ini yang dengan begitu bangganya mengganti namanya dengan nama-nama orang-orang kafir. Walaupun itu cuman sekedar nama samaran, namun itu sudah menunjukkan bagaimana umat Islam lebih bangga menggunakan atribut kuffar ketimbang atribut yang Islami.
5.    Memberikan contoh yang baik kepada anak
Tabiat anak biasa suka meniru apa yang ada di sekitarnya atau apa yang sering di lihatnya, terutama ketika dia masih kanak-kanak. Maka sebaiknya orang tua juga memperlihatkan contoh yang baik kepadanya. Oleh karena jangan pernah berharap akan mendapatkan anak yang shaleh sedangkan kita sendiri tidak bisa menjadi orang tua shaleh. Sehingga benarlah kata pepatah yang mengatakan: “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”
6.    Mengajarkan agama kepada anak
Yang harus di persiapkan bagi seseorang sebelum dia berumah tangga adalah ilmu Syar’i (agama). Sehingga ketika telah berumah tangga dia mampu mewarnai kehidupan rumah tangganya dengan suasana yang Islami. Mengajarkan Islam kepada anak-anaknya, mengajarkan bagaimana hakekat Islam yang sesungguhnya, dan menyuruh anak-anaknya untuk senantiasa taat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Nah dari keluarga inilah di harapkan akan tumbuh seorang anak shaleh. Tentunya semua itu adalah atas kehendak Allah subhanahu wata’ala. Hanya kepadaNyalah kita senantiasa bertawakkal.

Wednesday 9 November 2011

Temukan Cinta Anda


Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja disana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaanpun jadi menggembirakan. Bila anda tidak bisa mencintai rekan-rekan kerja anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini mendorong anda untuk bergairah  berangkat kerja dan melakukan tugas-tugan dengan lebih baik lagi.
Bila toh anda juga tidak bisa melakukannya, cintailah setiap pengalaman pulang pergi, dari tempat kerja anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga.  Namun, bila anda tak menemukan kesenangan disana, maka cintailah apapun yang bisa anda cintai dari kerja anda, tanaman penghias, meja, cicak di dinding (yang diam-diam merayap, datang seekor nyamuk lalu ditangkap…he…he..he..) , ataupun gumpalan awan  yang tampak dari balik jendela.
Apa saja, bila anda tidak menemukan apa yang bisa anda cintai dari pekerjaan anda, maka mengapa anda ada di situ? Tak ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang anda cintai, lalu bekerjalah di sana. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melakukan pekerjaan dengan rasa cinta dan tulus. [Kumpulan Motivasi]

Sunday 6 November 2011

Ibnu Sirin Sang Penafsir Mimpi


Imam Muhammad Ibnu Sirin al Basri rahimahullah (w. 110 H) tergolong penafsir mimpi yang paling terkenal, karena kemampuannya yang tinggi dalam memahami sesuatu mimpi. Banyak sekali tafsir mimpi ajaib yang beliau kemukakan dalam perjalanan hidupnya, yang kesemuanya itu menunjukan karunia Allah subhanahu wata’ala yang di berikan kepadanya, yaitu kompetensi dan ilmu yang luas dalam tafsir mimpi. Kita pilihkan diantaranya adalah sebagai berikut:

Ø  Datang seorang laki-laki kepada Ibnu Sirin rahimahullah seraya berkata: “Dalam tidurku aku bermimpi melihat istriku mengenakan anting-anting di telinganya, separuh dari anting itu terbuat dari emas dan separuhnya terbuat dari perak”. Ibnu Sirin berkata: “Barangkali engkau  telah menalaknya dua kali dan tersisa satu kali lagi”. Laki-laki itupun berkata: “Ya (benar), memang seperti itulah adanya”.
Ø  Seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Sirin rahimahullah: “Aku bermimpi bahwa aku meminun dari sebuah tempayan besar yang memiliki dua kepala. Kepala asin dan kepala manis”. Ibnu Sirin berkata: “Engkau memiliki seorang istri yang memiliki saudari, sementara engkau merayu saudari istrimu tersebut. Maka bertakwalah kepada Allah subhanahu wata’ala”. Laki-laki itupun berkata: “Engkau benar dan aku bersaksi bahwa aku bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala”.
Ø  Seorang wanita datang kepada Ibnu Sirin, seraya berkata: “Aku bermimpi, pada diriku terdapat dua buah batu permata, salah satu dari keduanya lebih besar dari yang lain. Kemudian saudariku memintaku untuk memberikan salah satu batu permata tersebut. Kemudian aku berikan kepadanya yang kecil”. Maka Ibnu Sirin berkata: “Jika engkau jujur dengan mimpi tersebut, maka engkau telah mempelajari dua surat, salah satunya lebih panjang dari yang lainnya. Kemudian engkau ajarkan yang pendek kepada saudarimu”. Diapun menjawab: “Anda benar”.
Ø  Datang seorang laki-laki kepada Ibnu Sirin seraya berkata: “Ada seorang laki-laki bermimpi bahwa ada seorang laki-laki bermimpi bahwa dia memecahkan sebutir telur dari kepalanya, kemudian dia mengambil yang putih lalu meninggalkan yang kuning”. Ibnu Sirin berkata: “Katakan kepada laki-laki tersebut untuk mendatangimu agar aku menyampaikan tafsir mimpinya  kepadanya”. Laki-laki itu berkata: “Apakah aku beritahukan kepadanya permintaanmu? Ibnu Sirin menjawab: “Tidak”. Maka laki-laki itupun mengaku, bahwa dialah yang mimpi dengan mimpi tersebut. Maka Ibnu Sirin meminta sahabatnya untuk memanggil petugas keamanan (pihak yang berwajib) agar menangkapnya karena dia telah menggali kuburan orang mati, kemudian mencuri kafan-kafan mereka. Maka laki-laki itupun berkata: “Aku bersaksi bahwa aku telah bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala dan tidak akan mengulanginya lagi”.
Ø  Datang seorang laki-laki kepada Ibnu Sirin rahimahullah seraya berkata: “Sesungguhnya aku telah melamar seorang wanita hitam dan pendek dalam mimpi”. Maka Ibnu Sirin rahimahullah berkata: “Pergilah, nikahilah dia, karena hitamnya adalah hartanya, dan yang pendek adalah adalah umurnya yang pendek, engkau akan cepat mewarisi hartanya”. Dan ternyata seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Sirin rahimahullah.
Ø  Hisyam bin Hasan mengisahkan, dia berkata: “Datang seorang laki-laki kepada Ibnu Sirin seraya berkata: “Aku bermimpi seakan-akan aku mencari atau meminta minum. Maka akupun datang dengan membawa satu gelas air, kemudian aku letakkan diatas telapak tanganku”. Maka Ibnu Sirin berkata: “Anggaplah engkau tidak bermimpi sesuatupun”. Maka laki-laki itupun berkata: “Subhanallah, aku ceritakan mimpi kepadamu dan engkau mengatakan bahwa engkau tidak bermimpi apa-apa?”. Maka Ibnu Sirin berkata: Jika bermimpi seperti ini, maka istrimu akan melahirkan kemudian meninggal, dan sang anak akan tinggal bersamamu”. Tatkala laki-laki itu keluar, dia berkata: “Demi Allah aku tidak bermimpi sesuatu”. Hisyampun berkata: “Beberapa waktu setelah itu, istrinya melahirkan seorang anak laki-laki dan meninggal dan tinggallah anak  laki-laki itu bersamanya.”
Subhanallah…

Thursday 3 November 2011

Mengenali Otak Kita


Kebanyakan orang menyangka bahwa kecerdasan satu-satunya di tentukan oleh faktor keturunan. Karenanya para orang tua yang di karuniai kecerdasanlah yang berpeluang memiliki anak yang cerdas. Namun tahukah kita bahwa temuan baru dalam ilmu kimia, biologi, kedokteran dan ilmu jiwa menunjukan bahwa kecerdasan seseorang sangat di pengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: genetika, gizi, dan lingkungan. Jadi keturunan bukanlah satu-satunya yang menentukan cerdas tidaknya seseorang.
Tentang faktor  genetika, kenyataan memang membuktikan bahwa rata-rata mereka yang memilki  orang tua yang cerdas biasanya memiliki otak yang cerdas. Dalam atsar di sebutkan: “Al irqu dassaas” (sifat keturunan itu begitu kuat pengaruhnya). Karena itu salah satu kriteria dalam memilih pasangan hidup adalah faktor  nasab (keturunan). Termasuk di dalamnya memilih keturunan yang cerdas.
Secara anatomi, otak tersimpan dalam tengkorak kepala yang keras. Daging lunak setengah kilo ini terbagi menjadi dua bagian, kanan dan kiri. Otak kanan berfungsi mengenal warna, lirik, suara, dimensi, berimajinasi, dan bermimpi. Adapun otak kiri, ia berfungsi mengenal angka, huruf tabel, menganalisa, membaca struktur dan berlogika. Ada temuan mutakhir yang di muat dalam salah satu haria ibu kota bahwa sel-sel otak itu sudah terbentuk sebanyak 66% dan berat sudah mencapai 27% pada waktu lahir. Sisanya akan terbentuk sangat efektif pada usia 18 bulan pertama. Demikian seterusnya ia mengalami perkembangan pesat sampai usia 6 tahun.
Dari sisi biologis ada tiga hal yang mempengaruhi otak, protein, kolesterol, dan lemak. Dari sini kita mengetahui bahwa gizi memiliki peran dalam mendongkrak kemampuan otak. Oleh karena itu setiap kita memiliki peluang untuk merekayasa petumbuhan otak anak-anak kita dengan member asupan gizi yang cukup sejak di dalam janin sampai tahun pertama setelah dia lahir.
Namun apakah jumlah sel otak  itu menentukan kecerdasan? Dr. Najib Al Rifa’I mengutip temuan Prof. Anukan yang mengatakan kecerdasan manusia tidak di tentukan oleh jumlah sel saraf dalam otaknya, tapi di tentukan oleh jumlah interkasi serabut sel neuron. Sebab setiap interaksi serabut sel akan melahirkan satu jalur yang berfungsi mempercepat penyerapan dan pengiriman pesan kedalam jaringan otak. Jadi makin banyak jalur yang tercipta dari senyawa kimia maka makin cerdaslah seseorang.
Tentang daya tampung otak Prof. Mark Rizonzen dari universitas calivornia memuat suatu kejutan baru dengan temuannya. Guru besar yang bertahun-tahun mengadakan penelitian khusus tentang otak ini mengungkapkan bahwa jika kita memasukan pesan kedalam otak dalam setiap detik dan itu di lakukan siang dan malam selam 60 tahun atau dengan ungkapan lain: 10 pesan x 60 detik x 60 menit x 24 jam sehari x 365 hari setahun x 60 tahun = 18.921.600.000 pesan..!
Dengan demikian, ruang sel otak manusia yang terpakai guna menampung pesan tersebut tidak lebih dari 50% sel otak.
Temuan ini mengingatkkan kita tentang apa yang pernah di ungkapkan oleh Syaikh Muhammad Al Ghazali dalam buku beliau Jaddid Hayatak, bahwa orang-orang besar dalam sejarah hanya menggunakan 5 sampai 10% dari total potensi otak mereka.
Apa yang di ungkapkan di atas menunjukan betapa besar daya tampung otak manusia untuk menerima sebanyak mungkin informasi.
Selain itu setiap sel saraf di otak mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Berbagai jenis ilmu dapat di tampung dalam bberbagai jenis jaringan sel saraf yang membentuk pusat-pusat dengan fungsi yang berbeda. Jika seseorang, membaca buku tentang manajemen maka ada satu sel saraf yang terbuka menampung segala informasi tentang menajemen. Jika sesudah itu ia beralih ketopik yang lain maka sel saraf yang berisi tentang menajemen akan tertutup dan sel saraf yang baru akan terbuka lalu siap di isi dengan segala macam ilmu sesuai dengan topik  yang di pelajarinya. Maka setiap orang yang normal dan sehat sebaiknya mengisi  ruang sel sarafnya dengan berbagai ilmu yang bermanfaat baik untuk dunia lebih-lebih untuk akhiratnya. Salah seorang pakar pendidikan pernah berkata: “Itu sebabnya saya bisa membaca banyak ilmu dalam waktu yang lama. Setiap saya lelah membaca topik buku maka saya beralih ketopik yang lain, maka saat itu saya bersemangat lagi seperti baru membaca. Sebab saya tahu masih sangat banyak sel saraf yang masih kosong”.
Dari sini dapat di pahami bahwa lingkungan sangat berperan dalam menumbuhkan kecerdasan seseorang. Di sini lingkungan berperan sebagai stimulant, pembimbing dan pelatih. Dengan demikian makhluk yang bernama kecerdasan dapat di rekayasa dan di upayakan khususnya pada faktor  gizi dan lingkungan.

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes