pasang iklan
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Sunday, 6 November 2011

Ibnu Sirin Sang Penafsir Mimpi


Imam Muhammad Ibnu Sirin al Basri rahimahullah (w. 110 H) tergolong penafsir mimpi yang paling terkenal, karena kemampuannya yang tinggi dalam memahami sesuatu mimpi. Banyak sekali tafsir mimpi ajaib yang beliau kemukakan dalam perjalanan hidupnya, yang kesemuanya itu menunjukan karunia Allah subhanahu wata’ala yang di berikan kepadanya, yaitu kompetensi dan ilmu yang luas dalam tafsir mimpi. Kita pilihkan diantaranya adalah sebagai berikut:

Ø  Datang seorang laki-laki kepada Ibnu Sirin rahimahullah seraya berkata: “Dalam tidurku aku bermimpi melihat istriku mengenakan anting-anting di telinganya, separuh dari anting itu terbuat dari emas dan separuhnya terbuat dari perak”. Ibnu Sirin berkata: “Barangkali engkau  telah menalaknya dua kali dan tersisa satu kali lagi”. Laki-laki itupun berkata: “Ya (benar), memang seperti itulah adanya”.
Ø  Seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Sirin rahimahullah: “Aku bermimpi bahwa aku meminun dari sebuah tempayan besar yang memiliki dua kepala. Kepala asin dan kepala manis”. Ibnu Sirin berkata: “Engkau memiliki seorang istri yang memiliki saudari, sementara engkau merayu saudari istrimu tersebut. Maka bertakwalah kepada Allah subhanahu wata’ala”. Laki-laki itupun berkata: “Engkau benar dan aku bersaksi bahwa aku bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala”.
Ø  Seorang wanita datang kepada Ibnu Sirin, seraya berkata: “Aku bermimpi, pada diriku terdapat dua buah batu permata, salah satu dari keduanya lebih besar dari yang lain. Kemudian saudariku memintaku untuk memberikan salah satu batu permata tersebut. Kemudian aku berikan kepadanya yang kecil”. Maka Ibnu Sirin berkata: “Jika engkau jujur dengan mimpi tersebut, maka engkau telah mempelajari dua surat, salah satunya lebih panjang dari yang lainnya. Kemudian engkau ajarkan yang pendek kepada saudarimu”. Diapun menjawab: “Anda benar”.
Ø  Datang seorang laki-laki kepada Ibnu Sirin seraya berkata: “Ada seorang laki-laki bermimpi bahwa ada seorang laki-laki bermimpi bahwa dia memecahkan sebutir telur dari kepalanya, kemudian dia mengambil yang putih lalu meninggalkan yang kuning”. Ibnu Sirin berkata: “Katakan kepada laki-laki tersebut untuk mendatangimu agar aku menyampaikan tafsir mimpinya  kepadanya”. Laki-laki itu berkata: “Apakah aku beritahukan kepadanya permintaanmu? Ibnu Sirin menjawab: “Tidak”. Maka laki-laki itupun mengaku, bahwa dialah yang mimpi dengan mimpi tersebut. Maka Ibnu Sirin meminta sahabatnya untuk memanggil petugas keamanan (pihak yang berwajib) agar menangkapnya karena dia telah menggali kuburan orang mati, kemudian mencuri kafan-kafan mereka. Maka laki-laki itupun berkata: “Aku bersaksi bahwa aku telah bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala dan tidak akan mengulanginya lagi”.
Ø  Datang seorang laki-laki kepada Ibnu Sirin rahimahullah seraya berkata: “Sesungguhnya aku telah melamar seorang wanita hitam dan pendek dalam mimpi”. Maka Ibnu Sirin rahimahullah berkata: “Pergilah, nikahilah dia, karena hitamnya adalah hartanya, dan yang pendek adalah adalah umurnya yang pendek, engkau akan cepat mewarisi hartanya”. Dan ternyata seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Sirin rahimahullah.
Ø  Hisyam bin Hasan mengisahkan, dia berkata: “Datang seorang laki-laki kepada Ibnu Sirin seraya berkata: “Aku bermimpi seakan-akan aku mencari atau meminta minum. Maka akupun datang dengan membawa satu gelas air, kemudian aku letakkan diatas telapak tanganku”. Maka Ibnu Sirin berkata: “Anggaplah engkau tidak bermimpi sesuatupun”. Maka laki-laki itupun berkata: “Subhanallah, aku ceritakan mimpi kepadamu dan engkau mengatakan bahwa engkau tidak bermimpi apa-apa?”. Maka Ibnu Sirin berkata: Jika bermimpi seperti ini, maka istrimu akan melahirkan kemudian meninggal, dan sang anak akan tinggal bersamamu”. Tatkala laki-laki itu keluar, dia berkata: “Demi Allah aku tidak bermimpi sesuatu”. Hisyampun berkata: “Beberapa waktu setelah itu, istrinya melahirkan seorang anak laki-laki dan meninggal dan tinggallah anak  laki-laki itu bersamanya.”
Subhanallah…

Thursday, 3 November 2011

Mengenali Otak Kita


Kebanyakan orang menyangka bahwa kecerdasan satu-satunya di tentukan oleh faktor keturunan. Karenanya para orang tua yang di karuniai kecerdasanlah yang berpeluang memiliki anak yang cerdas. Namun tahukah kita bahwa temuan baru dalam ilmu kimia, biologi, kedokteran dan ilmu jiwa menunjukan bahwa kecerdasan seseorang sangat di pengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: genetika, gizi, dan lingkungan. Jadi keturunan bukanlah satu-satunya yang menentukan cerdas tidaknya seseorang.
Tentang faktor  genetika, kenyataan memang membuktikan bahwa rata-rata mereka yang memilki  orang tua yang cerdas biasanya memiliki otak yang cerdas. Dalam atsar di sebutkan: “Al irqu dassaas” (sifat keturunan itu begitu kuat pengaruhnya). Karena itu salah satu kriteria dalam memilih pasangan hidup adalah faktor  nasab (keturunan). Termasuk di dalamnya memilih keturunan yang cerdas.
Secara anatomi, otak tersimpan dalam tengkorak kepala yang keras. Daging lunak setengah kilo ini terbagi menjadi dua bagian, kanan dan kiri. Otak kanan berfungsi mengenal warna, lirik, suara, dimensi, berimajinasi, dan bermimpi. Adapun otak kiri, ia berfungsi mengenal angka, huruf tabel, menganalisa, membaca struktur dan berlogika. Ada temuan mutakhir yang di muat dalam salah satu haria ibu kota bahwa sel-sel otak itu sudah terbentuk sebanyak 66% dan berat sudah mencapai 27% pada waktu lahir. Sisanya akan terbentuk sangat efektif pada usia 18 bulan pertama. Demikian seterusnya ia mengalami perkembangan pesat sampai usia 6 tahun.
Dari sisi biologis ada tiga hal yang mempengaruhi otak, protein, kolesterol, dan lemak. Dari sini kita mengetahui bahwa gizi memiliki peran dalam mendongkrak kemampuan otak. Oleh karena itu setiap kita memiliki peluang untuk merekayasa petumbuhan otak anak-anak kita dengan member asupan gizi yang cukup sejak di dalam janin sampai tahun pertama setelah dia lahir.
Namun apakah jumlah sel otak  itu menentukan kecerdasan? Dr. Najib Al Rifa’I mengutip temuan Prof. Anukan yang mengatakan kecerdasan manusia tidak di tentukan oleh jumlah sel saraf dalam otaknya, tapi di tentukan oleh jumlah interkasi serabut sel neuron. Sebab setiap interaksi serabut sel akan melahirkan satu jalur yang berfungsi mempercepat penyerapan dan pengiriman pesan kedalam jaringan otak. Jadi makin banyak jalur yang tercipta dari senyawa kimia maka makin cerdaslah seseorang.
Tentang daya tampung otak Prof. Mark Rizonzen dari universitas calivornia memuat suatu kejutan baru dengan temuannya. Guru besar yang bertahun-tahun mengadakan penelitian khusus tentang otak ini mengungkapkan bahwa jika kita memasukan pesan kedalam otak dalam setiap detik dan itu di lakukan siang dan malam selam 60 tahun atau dengan ungkapan lain: 10 pesan x 60 detik x 60 menit x 24 jam sehari x 365 hari setahun x 60 tahun = 18.921.600.000 pesan..!
Dengan demikian, ruang sel otak manusia yang terpakai guna menampung pesan tersebut tidak lebih dari 50% sel otak.
Temuan ini mengingatkkan kita tentang apa yang pernah di ungkapkan oleh Syaikh Muhammad Al Ghazali dalam buku beliau Jaddid Hayatak, bahwa orang-orang besar dalam sejarah hanya menggunakan 5 sampai 10% dari total potensi otak mereka.
Apa yang di ungkapkan di atas menunjukan betapa besar daya tampung otak manusia untuk menerima sebanyak mungkin informasi.
Selain itu setiap sel saraf di otak mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Berbagai jenis ilmu dapat di tampung dalam bberbagai jenis jaringan sel saraf yang membentuk pusat-pusat dengan fungsi yang berbeda. Jika seseorang, membaca buku tentang manajemen maka ada satu sel saraf yang terbuka menampung segala informasi tentang menajemen. Jika sesudah itu ia beralih ketopik yang lain maka sel saraf yang berisi tentang menajemen akan tertutup dan sel saraf yang baru akan terbuka lalu siap di isi dengan segala macam ilmu sesuai dengan topik  yang di pelajarinya. Maka setiap orang yang normal dan sehat sebaiknya mengisi  ruang sel sarafnya dengan berbagai ilmu yang bermanfaat baik untuk dunia lebih-lebih untuk akhiratnya. Salah seorang pakar pendidikan pernah berkata: “Itu sebabnya saya bisa membaca banyak ilmu dalam waktu yang lama. Setiap saya lelah membaca topik buku maka saya beralih ketopik yang lain, maka saat itu saya bersemangat lagi seperti baru membaca. Sebab saya tahu masih sangat banyak sel saraf yang masih kosong”.
Dari sini dapat di pahami bahwa lingkungan sangat berperan dalam menumbuhkan kecerdasan seseorang. Di sini lingkungan berperan sebagai stimulant, pembimbing dan pelatih. Dengan demikian makhluk yang bernama kecerdasan dapat di rekayasa dan di upayakan khususnya pada faktor  gizi dan lingkungan.

Monday, 31 October 2011

Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (Ati) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Secara subtantif dan teoritik Aptitude Trieatment Interaction (ATI) dapat dijadikan sebagai suatu konsep atau pendekatan (approach) yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemapuannya masing-masing.
Dipandang dari sudut pembelajaran (teoritik), ATI approach merupakan sebuah konsep yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang sedikit banyaknya efektif digunakan untuk siswa tertentu dengan karakteristik kemampuannya. Didasari oleh asumsi bahwa optimalisai prestasi akademik/hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (apttitude) siswa.
     Untuk lebih jelas silahkan dwonload Skripsi Lengkap: "Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (Ati) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika".

Klik link di bawah

Friday, 28 October 2011

Tingginya Mahar Pernikahan


Soal: Saya melihat dan semua orang juga juga tahu, kebanyakan orang ketika menikahkan anak perempuannya meminta harta (mahar) yang besar jumlahnya, di samping syarat-syarat yang lain. Apakah harta (mahar) yang di ambil tersebut halal atau haram?
Jawab: yang di syariatkan adalah meringankan mahar dan menyedkitkannya, dan tidak berlomba-lomba dalam memahalkannya. Semua dalam rangka mengamalkan banyak hadits mengenai hal ini, memudahkan pernikahan, dan menjaga kemuliaan pemuda dan pemudi.
Tidak boleh para wali mensyaratkan sejumlah harta untuk diri mereka karena mereka tidak berhak mendapatkannya. Mahar hak penuh mempelai wanita, kecuali ayah secara khusus. Ayah boleh membuat syarat yang tidak mengganggu anak wanitanya dan tidak mengganggu pernikahannya. Jika sang ayah tidak melakukannya, maka itu lebih baik baginya dan lebih  utama. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS. An Nur: 32)
Nabi salallahu’alaihi wasallam bersabda, dari hadits Uqbah bin Amir:
“Sebaik-baik sedekah (mahar) adalah yang paling ringan.”1
Ketika akan menikahkan seorang sahabatnya dengan seorang wanita yang menghibahkan dirinya kepada Beliau, Nabi salallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Carilah (mahar untuknya) sekalipun cincin dari besi.”2
Ketika sahabat itu tidak mendapatkannya, Beliau salallahu’alaihi wasallam pun menikahkannya dengan wanita itu dengan mahar ia megajari istrinya itu beberapa surat Al Qur’an.
Manakala beban mahar lebih sedikit dan ringan, maka akan mudah bagi para lelaki dan perempuan menjaga kesuciannya, lebih sedikit kekejian dan kemungkaran (yang terjadi), dan umat menjadi banyak jumlahnya.
(Sebaliknya), manakala beban mahar membesar, dan manusia bersaing untuk itu, maka akan sedikit pernikahan, sehingga perzinahan akan menyebar, dan jadilah para pemuda dan pemudi melajang, kecuali mereka yang di kehendaki Allah subhanahu wata’ala.
Nasehat saya untuk semua kaum muslimin di setiap tempat, hendaknya meringankan (mahar) pernikahan dan memudahkannya, dan bertolong-menolonglah dalam hal itu. Jauhilah meminta mahar yang besar. Jauhilah juga sikap memberatkan diri dalam melaksanakan walimah (pesta pernikahan). Hendaknya mencukupkan diri dengan pernikahan syar’I, dan jangan membebani mempelai dengan begitu banyak hal.
Semoga Allah meperbaiki keadaan kaum muslimin, dan member mereka taufik untuk berpegang kepada As Sunnah dalam segalah hal. [Majalah Fatawa Hal. 31-33 Vol. 06 Thn. II]
Catatan:
1.         1. HR. Abu Dawud, Muslim, Al Hakim 
              2. HR. Bukhari

 

Area Backlink

Mau bertukar link? Masukan Link Blogku ke blog kamu Kemudian masukan nama/web dan url blog kamu pada kotak yang tersedia di bawah, lalu tekan enter. Active Search Results
Klik tanda SUKA pada Cahaya Islam, untuk mengetahui postingan terbaru blog ini dari facebookmu

Kunjungan Ke

Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes