Dakwah adalah merupakan tugas umat ini. Dakwah tidak
hanya bagi para Masyaikh, Ustad, Ulama maupun Kiyai. Tapi dakwah merupakan
tugas bagi siapa yang mengaku sebagai umat Islam. Mengingat Islam pada hari ini
yang begitu sungguh sangat terasing, maka di butuhkan usaha dan kesabaran yang
besar serta kemauan yang kuat.
Umat Islam hari ini melewati suatu kondisi yang
sangat spesifik sekali, bahkan mungkin saja tidak pernah di lewati oleh umat
Islam sebelumnya. Bahkan pemahaman umat Islam pada hari ini telah sampai pada
tingkat yang begitu sangat rendah dan sangat minim sekali. Jika di bandingkan
dengan kondisi umat Islam sebelumnya, maka umat Islam pada hari ini dari segi
pemahaman tentang Islam begitu sangat memprihatinkan lebih-lebih dari segi
pengamalannya. inilah kondisi Umat Islam hari ini, bahkan merupakan kondisi
yang teburuk yang pernah di kenal dalam perjalanan sejarah umat Islam
sebelumnya. Oleh karena itu tanggung jawab dakwah hari ini jauh lebih besar dan
berbahaya jika di bandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Kita sekarang berada dalam kondisi keterasingan
Islam yang kedua, di mana Rasulullah salallahu’alaihi
wasallam bersabda:
“Islam datang dalam
keadaan asing dan akan asing seperti semula”. (HR
Muslim no. 145)
Jadi keterasingan Islam yang pertama adalah di
awal-awal Islam yaitu di zaman Rasulullah salallahu’alaihi
wasallam. Ada perbedaan antara keterasingan Islam yang pertama dengan
keterasingan yang kedua, yaitu jika di awal-awal Islam, Islam itu dipahami oleh umat Islam bahkan di pahami
oleh manusia seluruhnya pada saat itu. Sampai orang kafir sekali pun paling
tidak mereka mengetahui prinsip-prinsip pokok Islam. Di antaranya tentang
ketuhanan, kenabian maupun hari kebangkitan, mereka mengetahui betul bawah
ajaran Muhammad salallahu’alaihi
wasallam merupakan sebuah kebenaran, akan tetapi mereka menolaknya
karena kesombongan dan keangkuhan. Namun yang menjadi sebab keterasingan Islam
ketika itu adalah karena jumlah umat Islam yang begitu sangat sedikit dan lemah
di tengah-tengah masayarakat mayoritas
menolak mereka.
Adapun keterasingan Islam yang kedua di zaman ini
adalah Islam itu asing bagi pemeluknya sendiri, lebih-lebih keterasingan pada
non muslim. Hal ini dapat kita saksikan ketika ada di antara kaum muslimin yang
komitmen menjalan Islam malah dianggap mendatangkan ajaran baru dalam agama
ini, dikatakan aliran keras dan ekstirm. Ketika melihat akhwat yang telah
mendaptkan hidayah yang berusaha untuk mentup auratnya tengah-tengah wanita
yang merasa bangga dengan memerkan auratnya malah dikatakan sebagai “kelambu berjalan”. Tatkala kita
sampaikan kepada umat Islam bagaimana hakekat Islam yang sesungguhnya, tentang
makna laailaha ilallah dan
konsekuensinya maka mereka akan merasa aneh dan merasa asing. Mereka akan berkata:
“darimana anda mendapatkan anjaran ini?!
Tidak seperti ini ajaran Islam Yang kami kenal”. Jika kita katakan kepada orang yang tawaf di kuburan
atau mencari berkah di kuburan bahwa perbuatan itu adalah syirik maka mereka
akan berkata: “Darimana kamu dapatkan
bahwa ini tidak boleh? Kamu sebenarnya hanya ingin menghilangkan rohaninya
islam”. Jika kita bertanya kepada guru dan dosen sosiologi, guru dan dosen
psikologi, pendidikan dan sejarah bahwa ilmu ataupun teori-teori yang kalian
ajarkan ada yang bertentangan dengan akidah Islam, maka mereka akan berkata: “Apa hubungannya Islam dengan perkara ini?! Kalian ini memasukan Islam
dalam semua urusan! Ini adalah ilmu pengetahuan sedangkan Islam adalah agama!
Islam tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan, kalian ini adalah
fundamentalis, ekstrim, keras dan semisalnya”.
Inilah beberapa contoh bahwa betapa kaum muslimin
hari ini, pemahaman mereka tentang Islam begitu sangat rendah sekali. Jika di
awal-awal Islam yang menjadi musuh agama ini adalah orang diluar Islam maka di
zaman ini yang menjadi musuh Islam justru datang dari kalangan umat Islam
sendiri bahkan dari tokoh-tokoh yang katanya paham akan ajaran Islam. Misalnya
saja dalam hal penegakan syariat Islam atau dalam hal pemberlakuan
undang-undang pakaian Syar’i. Maka yang ramai-ramai menolaknya justru umat
Islam .seolah-olah ajaran Islam ini adalah ajaran yang berbahaya, kolot, terbelakang, mengekang kebebasan wanita dan
semisalnya.
Maka adalah merupakan tanggungjawab bagi orang-orang
yang memiliki ilmu dan telah mendapatkan hidayah dari Allah subhanahu wata’ala untuk mengajarkan
ilmunya sebatas yang di ketahuinya, dalam rangka mengembailkan umat ini kedalam
pemahaman Islam yang sebenarnya. Tentunya ini bukanlah tugas yang ringan butuh
perjuangan dan pengorbanan. Baik berupa harta, tenaga maupun pikiran kita. Jika
di zaman Nabi salallahu’alaihi wasallam
ketika seorang berdakwah di lempari dengan batu maka alhmadulillah di zaman sekarang paling cuman di “lempari” pisang
goreng atau di “lempari” dengan amplop. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak berdakwah. Barakallahu fiikum